Monday, July 16, 2007

Ayah Mencintaimu , Nak

Tentang buah hati kita itu, kekasih Allah, teladan kita, guru tentang cinta dan kasih sayang kita, Rasulullah saw bersabda untuk para ayah , “ Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka, Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka, maka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanyalah kamu satu-satunya yang memberi rezeki “

Kalau anda seorang ayah pasti sering mendengar kalimat-kalimat berikut ini , “ Ayah, aku sudah mandi, “ Aku sudah belajar lho, Pa , “ Apa aku boleh ikut Abi pergi “ Kalau Bapak pulang bawakan es krim ya?” Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana respon kita saat itu ? Apakah tanggapan kita seindah binar mata mereka ? Apakah sikap kita semanis senyum mereka ? Apakah jawaban kita sebesar harapan mereka ?

Kalau kita seorang ayah, sungguh anak-anak kita mengingginkan senyum gagah kita. Mereka juga membutuhkan belaian kasih sayang kita. Buah cinta kita selalu merindukan dekapan mesra kita. Yakinlah anda bahwa tutur kata manis anda amat berarti bagi hatinya. Oleh-oleh yang kita hadiahkan begitu bermakna bagi jiwa mereka. Ketika kita mengajak mereka bepergian rasa bangga memenuhi ruang-ruang kalbunya.

Tentang buah hati kita itu, kekasih Allah, teladan kita, guru tentang cinta dan kasih sayang kita, Rasulullah saw bersabda untuk para ayah , “ Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka, Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka, maka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanyalah kamu satu-satunya yang memberi rezeki “ Dalam riwayat lain dikisahkan ada seorang arab Badui yang menemui Rasullulah dan berkata “ Mengapa Engkau menciumi anak-anak kecil, sedang kami tidak pernah melakukannya ?” Maka Rasulullah saw bersabda , “ Apakah kamu tidak takut bila Allah swt mencabut rasa kasih sayang dari lubuk hatimu ?”

Bagi anak-nak kita para ayah adalah pahlawan. Menurut mereka ayah adalah sosok yang gagah yang menentramkan hati mereka. Buah hati kita itu amat bangga terhadap keperkasaan kita. Mereka begitu men damba perhatian dan kehadiran kita. Namun mereka tidak pandai merangkai kata tuk mengungkap kata cinta. Mereka juga tidak mengerti cara membisikkan rasa rindunya. Mereka mencintai kita dengan bahasa yang sering tak mampu kita mengerti. Mereka menyayangi kita dengan gaya yang tak kita pahami. Karena itu kita tidak menyadari ada makhluk-makhluk kecil yang begitu mencintai dan membutuhkan kita.

Saat mereka mendekat kita merasa terusik. Ketika mereka mengajak bicara sering kita mersa terganggu. Waktu mereka bertanya sering kali hati kita tidak nyaman. Tangisan mereka seperti petir bagi telinga kita. Teriakan mereka bagaikan badai yang menerjang jiwa kita. Padahal seperti itulah cara mereka menyayangi kita. Dengan cara itulah mereka menyampaikan mereka sangat membutuhkan kita. Hanya itulah cara seperti itulah yang mereka mengerti untuk menyentuh cinta kita.

Boleh jadi kita belum mampu menjadi ayah yang indah untuk anak-anak kita. Saat mereka menangis kita malah membentaknya. Ketika mereka bertanya kita tidak menggubrisnya. Waktu kita belajar, kita tidak disampingnya. Mereka sakit tanpa kita disisinya. Mereka sedih tanpa ada yang menghiburnya. Mereka jarang kita belai jarang kita cium. Kadang pekerjaan kita membuat kita tak menyadari bahwa ada yang menanti-nantikan kedatangan kita sehingga tertidur di depan pintu.

Sudah tiba saatnya bagi kita para ayah untuk mengerti bahasa cinta anak-anak kita. Kita harus memahami gaya mereka dalam mencintai kita. Dengan demikian kita bisa menjadi seperti yang mereka inginkan. Kita harus berupaya untuk menjadi yang srperti mereka harapkan. Kita harus menjadi pendengar yang menyenangkan saat mereka berbicara. Ketika mereka mendekati kita sehasta kita mendekati mereka sedepa. Sewaktu kita menangis kita akan mendekapnya dengan penuh cinta . Kita juga tak akan pernah lelah tuk berbisik mesra “ Nak ayah mencintaimu “.