Monday, March 10, 2008

Minum Susu, Turunkan Risiko Kanker Payudara!
Yang Tak Minum Susu Miliki Risiko Hipertensi 2 Kali

Oleh: Ir Albiner Siagian, MSi Pengajar Bagian Gizi FKM Universitas Sumatera Utara, Medan

Manfaat susu sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua zat gizi yang terdapat dalam susu bermutu baik. Protein dan lemak susu memiliki sifat ketecernaan yang tinggi. Kandungan vitamin dan mineral susu juga relatif lengkap.

Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar atau ada yang dalam bentuk terolah, seperti susu bubuk atau susu kental manis. Manusia juga mengonsumsi susu dari produk pangan yang mengandung susu, seperti keju, es krim, dan yogurt.

Namun, masih ada perbedaan pendapat tentang konsumsi susu ini. Ada kelompok yang menyatakan bahwa mengonsumsi susu setiap hari tidak baik bagi kesehatan, terutama penyakit vaskular seperti penyempitan pembuluh darah. Argumennya adalah, susu meningkatkan kadar kolesterol darah yang menjadi faktor risiko penyakit jantung. Kedua, adanya hubungan positif antara produksi susu rata-rata per kapita dengan kematian akibat penyakit jantung di sejumlah negara.

Kelompok lain mendukung peran susu pada penurunan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Penelitian terbaru di Norwegia mendukung hal itu.

Hjartäker bersama koleganya dari Institute of Community Medicine, Universitas Tromso, Norwegia, melalui publikasinya pada International Journal of Cancer, membuktikan bahwa mengonsumi tiga gelas atau lebih susu setiap hari dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.

Melalui penelitian kohort the Norwegian Women and Cancer Study, mereka meneliti 48.844 wanita selama enam tahun dua bulan. Konsumsi susu diukur dengan mengirimkan formulir riwayat konsumsi pangan kepada responden. Selama kurun waktu tersebut, tim Hjartäker menemukan 317 kasus penderita kanker payudara.

Ternyata konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan kejadian kanker payudara pada saat mereka berumur 34-39 tahun (pramenopause). Itu berarti bahwa mengonsumsi susu sejak masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara setelah dikoreksi menurut faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Wanita yang tidak mengonsumsi susu menghadapi risiko terkena kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang mengonsumsi susu 3 gelas atau lebih susu setiap hari.

Manfaat lain

  • Penelitian terbaru juga mengungkapkan bahwa mengonsumsi susu secara teratur menurunkan risiko penyakit yang berkaitan dengan kelainan pada pembuluh darah, seperti stroke dan jantung.

Elwood dari Universitas Ulster, Irlandia, bersama koleganya, dalam publikasi pada Journal of Epidemiology Community Health tahun 2005 membuktikan bahwa mengonsumsi susu dapat menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Dalam the Caerphilly Cohort Study Elwood dan kawan-kawan mengamati 665 pria Wales berumur 45-49 tahun. Para responden diminta mencatat konsumsi pangannya selama seminggu. Hasilnya, rata-rata dan nilai tengah konsumsi susu responden adalah 210 cc dan 195 cc per hari (lebih kurang satu gelas per hari).

Elwood dan koleganya menemukan bahwa pria yang konsumsi susunya di atas median (>1 gelas per hari) memiliki risiko dua kali lebih kecil terkena stroke. Hal senada juga berlaku untuk penyakit jantung. Risiko terkena serangan jantung adalah 100:88 antara pria yang mengonsumsi susu di bawah satu gelas per hari dan yang mengonsumsi susu di atas satu gelas per hari. Fakta ini taat asas dengan temuan peneliti yang sama pada 2.403 pria lanjut usia di Wales dengan metode riwayat konsumsi makanan.

Temuan Elwood dan kawan-kawan juga diperkuat oleh penelitian di Puerto Riko yang mengaitkan konsumsi susu dengan risiko hipertensi, salah satu faktor risiko bagi stroke dan serangan jantung. Pada penelitian ini, Garcia dan teman-teman membuktikan bahwa pria yang tidak mengonsumsi susu memiliki risiko hipertensi 2 kali lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsi susu.

Baik Hjartäker dan kawan-kawan maupun Elwood dan koleganya belum dapat memastikan bagaimana susu memiliki efek pelindung terhadap penyakit kanker, stroke, dan jantung. Karena itu, diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui komponen apa dalam susu yang memiliki efek fungsional tersebut.

Boleh jadi, mutu gizi yang baik serta komposisi zat gizi yang pas dalam susu adalah faktor penurun risiko tersebut. Atau, itu disebabkan oleh meningkatnya daya tahan tubuh sehubungan dengan mengonsumsi susu.

Sayang, saat ini konsumsi susu rata-rata masyarakat Indonesia masih sangat rendah, 5,5 liter per kapita/tahun atau setara dengan lebih kurang 50 tetes sehari. Angka ini masih jauh di bawah konsumsi rata-rata pada masyarakat India, Filipina, dan Thailand yang masing-masing 75, 25, dan 22 liter per kapita/tahun.*

Sumber http://www.kaskus.us/archive/index.php/t-206689.


3 Comments:

At May 16, 2008 at 9:45 AM, Anonymous Anonymous said...

peneliti dari medan sama peneliti susu dari amerika kok bertolak belakang yah?
Susu malah dianggap mereka sebagai penyebab kanker nomer 1

coba lihat infonya di antisusu.blogspot.com

 
At June 2, 2008 at 9:43 PM, Blogger justpipe said...

ya setiap penelitian trus berkembang.... tapi baiknya dibaca kapan penelitian itu dilakukan..apakah dengan tahun yg sama atau berbeda..dan saya yakin ilmu itu berkembang terus menerus.. wassalam

 
At December 30, 2009 at 12:02 AM, Anonymous Anonymous said...

apa yang saya cari, terima kasih

 

Post a Comment

<< Home