CEMBURU ITU TANDA CINTA
Siang itu salah seorang istri Rasulullah saw menghadiahkan semangkuk roti dicampur kuah kepada Beliau. Saat itu Rasulullah sedang di rumah Aisyah ra. Tanpa diduga Aisyah menepis tangan pembantu yang membawa mangkok berisi roti itu, sehingga mangkok jatuh dan pecah. Melihat kejadian tersebut Rasulullah bergegas memunguti roti yang tumpah itu dari lantai dan meletakkan kembali diatas mangkok seraya berkata “Makanlah ibu kalian sedang cemburu”
Dalam tarikh, selain Aisyah, Hafshah dikenal sebagai istri Rasulullah saw yang pencemburu. Terkadang sering membuat ulah untuk menarik perhatian Rasulullah.
Suatu hari, ketika Rasulullah menemuinya, Hafshah bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa mulutmu berbau busuk?”
“Aku baru saja minum madu, bukan maghafir,” jawab Nabi Muhammad saw penuh tanda tanya.
“Kalau begitu, engkau minum madu yang sudah lama,” kata Hafshah.
Keheranan Rasulullah makin bertambah ketika Aisyah yang ditemuinya mengatakan hal serupa. Saking kesalnya, Rasulullah mengharamkan madu buat dirinya untuk beberapa waktu. Beliau tak tahu kalau Hafshah telah “berkomplot” dengan Aisyah untuk “ngerjain” Rasulullah. Keduanya cemburu lantaran Nabi tinggal lebih lama dari jatah waktunya di rumah Zainab binti Jahsy. Waktu itu Nabi tertahan karena Zainab menawarkan madu kepada beliau.
Cemburu yang mendera jiwa adalah fitrah. Cemburu bisa melanda jiwa semua manusia. Ia tak bisa dihilangkan termasuk oleh wanita semulia sekelas Aisyah. Cemburu biasanya timbul dari cinta yang membara. Cinta sejati selalu membuat pemiliknya tidak rela belahan jiwanya bergerak ke lain hati.
Cemburu ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu ternasuk sifat yang baik dan bagian yang mulia, baik pada laki-laki atau wanita.
Cemburu juga merupakan kekhawatiran yang tidak bisa dipahami. Khawatir akan perubahan, khawatir hilang kemampuan mengontrol hubungan, khawatir kehilangan, dan khawatir ditinggal. Namun, di balik rasa cemburu, terdapat emosi yang sangat berpengaruh daripada cemburu itu sendiri, yakni khawatir kebutuhan tidak akan terpenuhi. Terkadang, jika cemburu datang, ada dua pilihan yang muncul, berselisih atau pergi, karena diri merasa terancam. Saat cemburu, cobalah tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang sebenarnya saya takuti?", "Apa yang dapat saya lakukan agar situasi ini tidak mengganggu?" juga "Apa hal terburuk yang mungkin terjadi dan bagaimana dapat terjadi?"
Setelahnya, tergantung sikap kita. Cemburu, memang menggemaskan. Kadang, berselimutkan duka, terselipkan sekeping dendam. Tapi, kadangkala justru sebagai pertanda betapa kita tidak bisa membohongi hati nurani sendiri kalau segenggam rasa itu ada. Rasa kecintaan di mana tak boleh tersentuh yang lain. Hanya untuk kita. Diri kita sendiri. Rasa cemburu demikianlah sejatinya bisa mendatangkan cinta. Rasa cemburu itu harus mampu membuat kita merasakan indahnya bercinta dengan kekasih kita, belahan hati kita .
Cemburu merupakan tabiat wanita. Ini juga dialami para istri Rasulullah. Aisyah r.a dan Hafsah merupakan istri Nabi saw yang terkenal dengan sifat cemburunya namun kecemburuan ini tidak serta merta membutakan hati mereka. Bagaimana dengan kita?
1 Comments:
Assallam alikum
Eh Pipe Ngeblog juga yah :D sjak kapan kok ga undang2x:d...pipe skalian linku di add dung, http://rumahabi.com/ teksnya Busby SEO Test kek si Hanan Pi
Post a Comment
<< Home