Tuesday, July 17, 2007


CINTA SEORANG BELAHAN JIWA

Gurat-gurat sedih nampak begitu membekas di wajah teduh wanita paruh baya itu. Kedua kelopak matanya sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata. Terdengar lirih suara tasbih, tahmid. dan tahlil dari bibir wanit itu. Matanay menatap penuh kasih sang suami tergolek lemah diatas tempat tidur. Lelaki tua itu terkena serangan awal stroke yang menyebabkannya tak kuasa melakukan apapun. Untuk sekedar dudukpun pria tua itu tidak mampu apalagi untuk makan minum ataupun buang air.

Laki-laki lanjut usia itu sungguh beruntung karena di sisinya ada seorang wanita yang senantiasa siap membantunya dengan sepenuh jiwa. Sudah sepekan wanita itu membantu suaminya makan dan minum. Tiap hari berjam-jam menunggu belahan jiwanya. Dalam sehari. dua sampai tiga kali perempuan mulia itu membersihkan alas tempat tidur belahan hatinya yang kotor karena sang kekasih sering tanpa sadar buang air kecil dan buang air besar di tempat tidur.

Sang istri mulia itu berkisah bahwa baru kali ini sang kekasih tiba-tiba pingsan ketika bekerja. Sejak saat itu sang belahan jiwa harus menerima kenyataan bahwa jantungnya sudah tidak dapat lagi berdetak dengan normal. Hal itu berdampak pada kondisi fisik dan psikis pelabuhan cintanya. Pria tangguh itu tiba-tiba menjadi rapuh dan terpukul menerima kenyataan itu.

Kondisi tersebut memang berlangsungtidak lama. Lelaki pujaan hatinya itu semula memang sulit untuk menerima kenyataan bahwa dirinya tidak setangguh dulu. Namun seiring dengan bergulirnya waktu sang kekasih dapat kembali menjadi sandaran hati bagi belahan jiwa, istana cinta bagi buah hatinya. Hal itu tak lepas dari peranan sang istri tercinta yang tidak pernah berhenti mengalir kasih sayangnya dan lantunan doa cinta untuk sang kekasih hati.

Sungguh saya beruntung melihat aliran cinta yang sungguh indahnya . " Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri shalihah" begitu sabda Rasulullah saw. Terasa amat indah ketika Rasulullah berkata " Barang siapa menikah dengan wanita shalihah, maka ia telah memiliki separuh agamanya " Karena itulah hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk memiliki separuh agamanya yang lain "

Saya melihat kisah indah itu setahun yang lalu, wanita itu begitu tabah, senyum selalu terkembang ketika bertemu belahan jiwanya dan buah hatinya walau hatinya diliputi kegelisahan dan kebimbangan tapi istri tercinta itu tetap menahannya agar sang kekasih hati tidak kuatir. Saya sangat berterima kasih dan bersyukur kepada Allah telah mengenal wanita tersebut wanita yang selama 9 bulan lebih saya dalam perutnya. Dan wanita itu adalah ibu Syafaatin.





0 Comments:

Post a Comment

<< Home