Wednesday, October 29, 2008

Yaa Bunayya !
Laa Tusyik Billah!

Buah mata , o, buah hati
Belahan jiwa, o, belahan raga
Tak kunjung habis ini cinta dan kasih kami, cinta yang tak kunjung habis pada kalian, Manis

Layar harapan kami kembangkan, Nak!
Saat keddua telinga kalian kami azankan
Di dada kalian yang lembut telah kami gemakan Asama Allah Tuhan dan persaksian Rasul teladan Muhammad, kekasih semesta alam

Ananda sayang ,o, permata yang tak ternilai harga
Inilah ayah dan bundamu yang berkata,
“ Bak lagu terindah adalah kasidah hati , bak irama terindah adalah yaitu zikir qalbu ini bak musik terindah ialah ketenangan jiwa
Ya Ayyuhannafsul Muthmainna! Irjiiillah rabbika fadkuli fi’ iabadii wadkhulli jannatii’..”

Maka demikianlah cita-cita ter tinggi kami untukmu agar kau kenal kembali kepada Rabbmu dengan rela
Demi selamat hidup dan matimu Anakku!

Nak sayang, o kedalaman kalbu
Mari gadaikan duniamu sepanjang- panjang usiamu senantiasa kepada rabbmu yang memilikimu tak boleh kau duakan Ia dengan siapapun saja! Selain Dia jangan kau gandrung jangan kau cintai! Jangan pernah Nak jangan pernah sayang !

Lalu hendaklah ,o, Ananada ikuti senyampang tubuhmu mengikuti langkahmu Lakukanlah sunah-sunah nabi
Agar selamat hidupmu hingga nanti

O, nak
Adalah harta terlalu fana untuk kami wariskan adalah ilmu yang teramat ringkih untuk kita jadikan sandaran
Dan nama serta segala kebanggaan dunia

Bagaikan sulaman yang pasti termakan zaman
Maka warisan terbaik yang kami berikan hanyalah IMAN
Kau pegang buhul tali, Nak , Allah dan Rasul Nya , dua Kalimat syahadat bersanding mulia maka selamatlah kita semua…
Termasuk didalamnya ayah dan bundamu juga

Karena teramat banyak sudah salah dan dosa kami ukir di dunia ini Allah yang Maha Pemurah semoga menerima tobat hambaNya
Namun harapan kami sesungguhnya lebih lewat kedua tanganmu yang menegadah berdoa, “Robbifighrli waliwalidayya, warhamhuma kama robbayani shoghiro…”

Kami harap Allah berkenan membuka pintu ampunanNya

O, anak mutiara kami menjadilah kalian cahaya dirumah ini
Berlian-berlian surga yang Allah titipkan kepada kami
Patuhlah kalian dalam didikan kami,
Cukuplah sudah patah anak tangga kami leawati
Jangan lagi terperosok kalian oleh kerlap kerlip duniawi
Kami muanajat dengan seluruh daya kami
Agar kalian menjadi birrulwalidayn, muhsiniin, muqorrobiin…

Semoga tidaklah kami lali membiarkan kalian bertabur di kemergelapan duni yang hanya mata’ul ghuruur ini Nak

O, Nak jadilah Nak buah hati kami jadilah kalian sinar kalbu kaum mukmin menjadilah kalian saudara kaum miskin
Menjadilah kalian pemimpin dari muttaqiin
Pegangan kami yang diwarisi oleh para Nabi sahabat tabiin dan para wali

Kini satnya kami wariskan kembali sebagai hadiah ulang tahun ini
Doa dari semua yang hadir hari ini Anakku sayang
Aminkan, Nak Aminkan sayang
Allahuma Amin, Amin yaa Allah
Amin, ya Rabbal Alamiin
Amin yaa, mujibas sailin

Puisi Oleh Neno Warisman ( dikutip dari majalah Al-Falah

Selanjutnya...

Monday, October 27, 2008

EKONOMI ISLAM

Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Dasawarsa belakangan ini, gaung kemunculan ekonomi Islam yang berasal dari sebuah konsepsi teoritis terus mengelinding menapaki roda percaturan perekonomian modern.. Banyak sinyalemen yang dialamatlan seiring dengan kemunculan ekonomi Islam, antara lain system perekonomian konvensional dalam gerak dinamikanya mengalami distorsi nilai.

Selama ini ekonomi konvensional (kapitalisme dan sosialis) sangat jelas mewarnai paradigma pembangunan. Kedua system ekonomi tersebut mendasarkan diri pada obsesi yang sama, yaitu pemenuhan kebutuhan material sebagai ciri utama, terbukanya kran kebebasan bagi manusia untuk mengeksploitasii sumber daya alam (nature resources) dan sumber daya insani (human resources)

Pada tahap-tahap awal perkembanganya, bahkan selama kurang lebih 200 tahun, ilmu ekonomi dalam perkembanganya mendapat kedudukan yang terhormat diantara ilmu-ilmu social lainnya. Hal ini terjadi lantaran sejak awal kelahirannya, ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu filsafat, khususnya dalam dimensi etika dan moral.

Dalam tahap selanjutnya ilmu ekonomi mengalam degredasi moralitas. Artinya pergeseran fundamental dimana nuansa etika dan moral yang dulu pernah rekat dan menjadi identitas ilmu ekonomi menjadi suatu yang sangat resesif dan kurang berkembang secara baik karena dianggap sebagai rintangan untuk mencapai tujuan dalam kepuasaan material.

Barometer perkembangan ilmu ekonomi kurang (untuk mengatakan tidak) didasarkan pada dimensi moral etika. Tetapi lebih pada dimensi positif rasionalis yang hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pragmatis.

Sebagai ilmu memilih ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah alat (a tool) untuk memecahkan problem-problem yang berkaitan dengan kebutuhan (human needs) yang tidak terbatas dengan tetap mendasar diri pada nila-nilai moral. Etika, dan nilai sosial budaya serta agama.

Artinya ilmu ekonomi tidak hanya melibatkan diri secara moral, tetapi memberikan arahan bagaimana manusia seharusnya mengalokasi sumber-sumber ekonomi yang langka dan terbatas jumlahnya tersebut secara efisiens kepada masyarakat yang memiliki keragaman kebutuhan dan pendapatan dalam ekonomi.

Islam melalui ajaran utamanya adalah Alqur’an maupun hadist Nabi menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk beraneka ragam kemampuanya, baik secara fisik, spiritual, emosional dan bakat. Perbedaan ini menjadi satu prasyarat agar manusia dalam kehidupan sosial ekonominya saling membantu, saling membutuhkan satu sama lain. Demikian juga dalam hal pengelolaan sumber daya alam sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dalama eksistensinya sebagai Khalifah Allah dimuka bumi ini.

Kecenderungan ilmu ekonomi modern yang melepaskan diri dari dari dimensi transedental (etika, moral dan nilai agama) melahirkan konsekuensi diantara ilmu ekonomi menjadi kehilangan relevansinya dengan kenyataan kehidupan manusia. Selain itu kegunaanya yangg praktis bagi pemecahan persoalan menjadi sesuatau yang di ragukan.

Dalam uraian selanjutnya kita akan melihat ekonomi Islam dalam berbagai aspek seperti kerangka ontologism, paradigma dan prinsip prinsipnya


A. Ontologi Ekonomi Islam

Dalam memahami kerangka ontologism ilmu ekonomi Islam menggunakan beberapa pendekatan :

Pertama, menilai pengertian ekonomi modern dengan ajaran Islam Ekonomi Islam di definisikanm sebagai ilmu ekonomi dalam sorotan prinsip-prinspl ajaran Islam dengan membawa ilmu ekonomi modern dalam keselerasan Syari’ah Islam


Kedua, mengambil definisi yang paling mutakkhir dan paling sedikit di kritik, yang kemudian dikenal dengan ajaran Islam.

Salah satu kerangka definisi ilmu ekonomi yang sangat sedikit mendapat kritikan adalah yg diajukan oleh Lord Robbins yang mengatakan bahwa ekonomi Islam adalah “ suatu ilmu ynag mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan alat-alat langka yang mengandung piliha-pilihan penggunaanya dengan syariat”

Ekonom muslim lain merumuskan ontologi ekonomi Islam dengan cara terlebih dahulu mengakomodasi berbagai persyaratan yang menjadi ciri dalam hidup Islam sebagai kegiatan ekonomi menurut Islam adalah kegiatan yang dikendalikan oleh hasrat manusia saja, tetapi dituntun oleh pedoman-pedoaman dasar syariah

Ekonomi Islam dipandang memiliki karakteristikan, keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan peradapan lain. Ekonomi Islam adalah ekonomi Rabbaniyah, Illahiyah, Insaniyah, ekonomi berakhlak, dan ekonomi pertengahan. Nilai-nilai tersebut membawa dampak bagi seluruh segi ekonomi di bidang harta berupa produksi, konsumsi sirkulasi dan distribusikan.

Sebagai ekonomi Illahiyah ekonomi Islam memiliki aspek-aspek transedensi yang sanagat tinggi, suci (holy) yang memadukan nya dengan aspek materi, dunia (provanitas). Titik tolaknya adalah Allah dan tujuannya untuk mencari Fadl Allah melalui jalan yang tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah.

Sebagai ekonomi kemanusian ekonomi Islam melihat aspek kemanusian tidak bertentangan dengan aspek Illahiyah, menghargai kemanusian adalah bagian dari prinsip Illahiyah yang telah memuliakan anak Adam dan menjadikan nya sebagi khalifah di muka bumi.

Sedangkan sebagai ekonomi pertengahan, ekonomi Islam mendayung antara karang kapitalisme dan sosialisme tapi ia bukan kapitalisme dan sosialisme sendiri. Ruh kapitalis nampak dalam pengkultusan individu, kepentingan pribadi dan kebebasan yang hampi hampir mutlak dalam kepemilikan pengembangan dan pembelanjaan harta. Perhatian utamanya hanya tertuju pada persaingan dengan lawan dan upaya mengalahkan. Sementara sosialis atau komunisme muncul untuk menghapus hak milik pribadi dan pembagian barang produksi di sesuaikan dengan kebutuhan individu


B. Paradigma Ekonomi Islam

Paradigma dalam konteks pembahasna ini diartikan sebagai model, teori, persepsi, asumsi, atau kerangka acuan. Paradigma sering disebut perspektif atau pandangan dunia atau aliran /madzhab

Pandangan seseorang dalam suatu Negara terhadap ekonominya sangat ditentukan oleh paradigma ini .kapitalis dan sosialis memandang ekonomi sebagai paradigma tunggal sehingga dianggap lemah jika dipandang dalam paradigma islam

Melalui kelemahan dan kekurangan kedua system tersebut ekonomi Islam dengan paradigma menampilkan diri sebagai ausath, reformer. Artinya system ekonomi Islam mereformasi kelemahan dan kekurangan dari dua system yang bersebrangan. Ekonomi islam sebagai penegah antar individu dengan masyarakat, dunia dan akhirat, dan idealisme dan fakta.

Nilai-nilai dasar ini akan membangun kerangka social, legal dan tingkah laku dari system dalam mencapai tujuan atau hasil tertentu yang memiliki nilai yang diprioritaskan serta menjadi lifestyle yang khas yang bertentangan dengan kapitalis dan sosialis yang memandang ekonomi dari sudut keduniaan atau yang bersifat materi dari kehidupan manusia baik yang menyangkut dasar maupun kebutuhan yang lain.

Berbeda dari system kapitalis dan sosialis Islam memiliki filsafat system yang di dasarkan pada konsep-konsep pokok:

Pertama , semua kekayaan adalah milik Allah dan menurut kepadaNya khalifah hanya mempunyai hak khalifah bukan bersifat absolute


Kedua, semua yang tercipata tunduk kepada Allah termasuk manusia dan memiliki subtansi hak dan kewajiban yang sama yakni memakmurkan alam, flora dan fauna sebagai sumber manfaat ekonomi dan keindahan bagi umat manusia.


Ketiga, azas filsafat ekonomi Islam yang cukup penting dalam mempengaruhi perilaku ekonomi manusia menurut segmen atau horizontal waktu dan tempat adalah menyakini adanya pembalasan sebagai konsekuensi dari kegiatan ekonomi.

Sesuai fungsi utama Islam membimbing manusia pada jalur yang benar dan arah yang tepat, maka semua aspek yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi harus menyatu dengan pembangunan manusia umat manusia secara keseluruhan.


C. Prinsip-prinsip Islam

Manusia sebagai agent perubahan social dalam Islam untuk melaksanakan aktivitas ekonomi harus dilandasi oleh kode etik dan nilai-nilai humanitas. Nilai nilai tersebut sangat diperlukan sebagai penompang langkah dan pandangan manusis dalam rangka membangun sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia agar sejalan dengan misi dasarnya sebagai khalifah Allah.

Tugas utama khalifah ini adalah memakmurkan bumi dan isinya dan menjadikannya sebagai anak tangga ke Allah.

Misi kekhalifahan ini yang mendasari prinsip-prinsip Islam yang meliputi:

1. Tauhid

Tauhid adalah azas filsafat ekonomi islam yang menjadi orientasi dasar dari ilmu ekonomi yang paradigmanya relevan dengan nilai logik, etik dan estetik yang dapat difungsionalkan ketengah tingkah laku ekonomi manusia. Tauhid dalam bidang ekonomi mengantarkan pera pelaku ekonomi dalam berkeyakinan bahwa harta benda adalah milik Allah semata.

2. Keseimbangan

Dengan prinsip kesimbangan ini system ekonomi Islam mendesak para pelaku ekonomi agar tidak memaksimumkan kesejahteraan margin saja tetapi mendistribusikan pendapatan secara merata sebagai sebuah pilihan pertama yang paling baik. Melalui prinsip keseimbangan ini pelaku ekonomi juga akan dirangsang rasa sosialnya agar peka memberi sumbangan social kepada yang berhak menerimanya dan memberikan bantuan keuangan kepada pihak lain sehingga tercipta daya beli yang menyemarakan pasar.

3. Kehendak Bebas

Kehendak bebas adalah prinsip yang mengantarkan manusia untuk menyakini bahwa Allah tidak hanya memiliki ke bebasan mutlak namun mempunyai sifat Rahman dan Rahim menganugearhkan kepada manusia untuk bebas memilih jalan yang terbentang antara kebaikan dan keburukan dimana manusis dapat menjalankan kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonominya. dalam kerangka Tauhid dan keseimbangan. Dari sini lahir tanggung jawab manusia sebagai individu dan masyarakat. Lahir pula kesadaran social (social awareness).


Sumber : dari berbagai sumber



Selanjutnya...